Sunday 20 March 2016

PERKEMBANGAN STRUKTUR JEMBATAN DI INDONESIA


PERKEMBANGAN STRUKTUR JEMBATAN


Hingga saat ini, tanpa kita sadari barangkali sudah ratusan bahkan ribuan jembatan yang telah kita lalui. Hal itu terjadi karena saking banyaknya jumlah jembatan yang telah berdiri di Indonesia. Saat ini kurang lebih terdapat 89.000 buah jembatan. Apabila panjang jembatan tersebut satu per satu ditambahkan maka total panjangnya bias mencapai 1.050 km. Berdasarkan sebarannya, jembatan tersebut dipilah menjadi 2 yaitu sebanyak 60.000 buah jembatan dengan total panjang 550 km berada di tingkat kabupaten/kota. Sisanya sebanyak 29.000 buah jembatan dengan total panjang 500 km berada di ruas jalan nasional dan provinsi.
Pengembangan jembatan di tanah air mulai terprogam dengan baik sejak Pembangunan Lima Tahun Pertama (Pelita 1). Program tersebut terus berlanjut sampai sekarang. Selain membuka daerah-daerah terisolir yang ada di ratusan kabupaten dan kota seiring dengan semangat otonomi daerah, saat ini guna mempercepat laju pembangunan dan pemerataan ekonomi antar daerah, maka prioritas pengembangan jembatan juga diarahkan pada peningkatan pelayakan ruas jalan nasional dan provinsi. Mayoritas jembatan yang ada didominasi oleh jembatan standar, terutama jembatan rangka baja, jembatan komposit dan gelagar beton bertulang.
Infrastruktur jembatan terus berkembang pada jaman sekarang ini, dimana jembatan secara umum berfungsi untuk menghubungkan dua tempat yang terpisahkan oleh separator seperti sungai sehingga perjalanan darat tidak dapat dilakukan antara kedua tempat tersebut. Indonesia sebagai negara yang terdapat banyak sungai akan membutuhkan infrastruktur jembatan untuk menghubungkan kedua daerah dengan transportasi darat.
Infrastruktur jembatan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan berkembangnya teknologi. Perkembangan ini berdasarkan sistem struktur jembatan yang semakin kompleks dan bentang jembatan yang semakin panjang seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar Perkembangan Konstruksi Struktur Jembatan

Hal tersebut juga diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam perencanaan struktur jembatan yang menjadi dasar dalam konstruksi sebuah infrastruktur. Perkembangan sistem struktur jembatan dimulai dengan dasar jembatan menggunakan beton bertulang sampai kepada penggunaan tendon untuk “menggantung” jembatan tersebut yang digunakan untuk variasi bentang jembatan yang pendek sampai kepada yang memiliki bentang panjang.
Selain pada sistem struktur jembatan, analisis struktur pada jembatan juga semakin berkembang, terutama analisis struktur jemabatan terhadap beban gempa. Sebagian besar wilayah Indonesia terletak dalam daerah rawan gempa bumi, maka infrastruktur jembatan di Indonesia di daerah tersebut harus didesain terhadap struktur jembatan tahan gempa yang memenuhi tuntutan perkembangan teknologi.
Berdasarkan Teknologi Material yang digunakan, jembatan terdiri atas jembatan yang terbuat dari beton, baja, dan kayu, sedangkan berdasarkan fungsinya, jembatan terdiri atas jembatan untuk pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan kereta api. Dalam perencanaan struktur, jembatan dibagi kedalam dua sistem struktur, yaitu sistem struktur atas (superstructure) dan sistem struktur bawah (substructure). Sistem struktur atas terdiri dari sistem pelat-girder jembatan dan joint yang menghubungkan antar pelat-girder tersebut, sedangkan sistem struktur bawah terdiri dari pier, bearing, abutment, dan pondasi. Gabungan kedua sistem struktur atas dan bawah diberikan pada gambar berikut :


Adapun berdasarkan sistem strukturnya, Jembatan diklasifikasikan sebagai berikut :
  • Sistem jembatan dengan balok (girder bridge)
  • Sistem jembatan dengan rangka (truss bridge)
  • Sistem jembatan lengkung (arch bridge)
  • Sistem jembatan gantung (suspension bridge)
  • Sistem jembatan dengan cable stayed (cable-stayed bridge)

Berikut adalah beberapa contoh Jembatan di Indonesia sesuai dengan Sistem Struktur yang digunakan :

Jembatan Sakalibels Double Track Kereta Api Bumiayu | Sistem Struktur Box Girder

Jembatan Rajamandala | Sistem Struktur Box Girder | Menghubungkan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur


Jembatan Cipada | Sistem Struktur I Girder | Menghubungkan Tol Cipularang



Jembatan Teluk Mesjid | Sistem Stru
Jembatan Barelang | Sistem Struktur Cable Stayed | Menghubungkan Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau galang



Jembatan Suramadu | Sistem Struktur Cable Stayed | Menghubungkan Kota Surabaya dan Madura


Jembatan Barito | Sistem Struktur Suspension Bridge | Menghubungkan Sungai Barito, Banjarmasin
Dalam perancangan struktur jembatan tersebut, proses perencanaan setiap elemen yang terdapat pada sistem struktur jembatan harus berdasarkan peraturan standar nasional yang berlaku di Indonesia yang disusun oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Seperti halnya pada struktur gedung, perencanaan struktur jembatan juga mengacu kepada peraturan-peraturan yang berisi tentang pembebanan, desain struktur jembatan dengan material beton, struktur jembatan dengan menggunakan baja, dan struktur jembatan yang merupakan gabungan antara beton dan baja (composite). Peraturan perencanaan jembatan yang terdapat pada Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain:
  • SNI T-02-2005 Pembebananan Untuk Jembatan
  • SNI 03-2833-2004 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan
  • SNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
  • SNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan

No comments:

Post a Comment