PERKEMBANGAN STRUKTUR JEMBATAN
Hingga saat
ini, tanpa kita sadari barangkali sudah ratusan bahkan ribuan jembatan yang
telah kita lalui. Hal itu terjadi karena saking banyaknya jumlah jembatan yang
telah berdiri di Indonesia. Saat ini kurang lebih terdapat 89.000 buah
jembatan. Apabila panjang jembatan tersebut satu per satu ditambahkan maka
total panjangnya bias mencapai 1.050 km. Berdasarkan sebarannya, jembatan
tersebut dipilah menjadi 2 yaitu sebanyak 60.000 buah jembatan dengan total
panjang 550 km berada di tingkat kabupaten/kota. Sisanya sebanyak 29.000 buah
jembatan dengan total panjang 500 km berada di ruas jalan nasional dan
provinsi.
Pengembangan
jembatan di tanah air mulai terprogam dengan baik sejak Pembangunan Lima Tahun
Pertama (Pelita 1). Program tersebut terus berlanjut sampai sekarang. Selain
membuka daerah-daerah terisolir yang ada di ratusan kabupaten dan kota seiring
dengan semangat otonomi daerah, saat ini guna mempercepat laju pembangunan dan
pemerataan ekonomi antar daerah, maka prioritas pengembangan jembatan juga
diarahkan pada peningkatan pelayakan ruas jalan nasional dan provinsi.
Mayoritas jembatan yang ada didominasi oleh jembatan standar, terutama jembatan
rangka baja, jembatan komposit dan gelagar beton bertulang.
Infrastruktur
jembatan terus berkembang pada jaman sekarang ini, dimana jembatan secara umum
berfungsi untuk menghubungkan dua tempat yang terpisahkan oleh separator
seperti sungai sehingga perjalanan darat tidak dapat dilakukan antara kedua
tempat tersebut. Indonesia sebagai negara yang terdapat banyak sungai akan
membutuhkan infrastruktur jembatan untuk menghubungkan kedua daerah dengan
transportasi darat.
Infrastruktur
jembatan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia dan
berkembangnya teknologi. Perkembangan ini berdasarkan sistem struktur jembatan
yang semakin kompleks dan bentang jembatan yang semakin panjang seperti
ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar Perkembangan Konstruksi Struktur Jembatan
Hal tersebut
juga diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam perencanaan struktur
jembatan yang menjadi dasar dalam konstruksi sebuah infrastruktur. Perkembangan
sistem struktur jembatan dimulai dengan dasar jembatan menggunakan beton
bertulang sampai kepada penggunaan tendon untuk “menggantung” jembatan tersebut
yang digunakan untuk variasi bentang jembatan yang pendek sampai kepada yang
memiliki bentang panjang.
Selain pada
sistem struktur jembatan, analisis struktur pada jembatan juga semakin
berkembang, terutama analisis struktur jemabatan terhadap beban gempa. Sebagian
besar wilayah Indonesia terletak dalam daerah rawan gempa bumi, maka
infrastruktur jembatan di Indonesia di daerah tersebut harus didesain terhadap
struktur jembatan tahan gempa yang memenuhi tuntutan perkembangan teknologi.
Berdasarkan
Teknologi Material yang digunakan, jembatan terdiri atas jembatan yang terbuat
dari beton, baja, dan kayu, sedangkan berdasarkan fungsinya, jembatan terdiri
atas jembatan untuk pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan kereta api. Dalam perencanaan
struktur, jembatan dibagi kedalam dua sistem struktur, yaitu sistem struktur
atas (superstructure) dan sistem struktur bawah (substructure). Sistem struktur
atas terdiri dari sistem pelat-girder jembatan dan joint yang menghubungkan
antar pelat-girder tersebut, sedangkan sistem struktur bawah terdiri dari pier,
bearing, abutment, dan pondasi. Gabungan kedua sistem struktur atas dan bawah
diberikan pada gambar berikut :
Adapun
berdasarkan sistem strukturnya, Jembatan diklasifikasikan sebagai berikut :
- Sistem jembatan dengan balok (girder bridge)
- Sistem jembatan dengan rangka (truss bridge)
- Sistem jembatan lengkung (arch bridge)
- Sistem jembatan gantung (suspension bridge)
- Sistem jembatan dengan cable stayed (cable-stayed bridge)
Berikut
adalah beberapa contoh Jembatan di Indonesia sesuai dengan Sistem Struktur yang
digunakan :
Jembatan Sakalibels Double Track
Kereta Api Bumiayu | Sistem Struktur Box Girder
Jembatan Rajamandala | Sistem Struktur Box Girder | Menghubungkan Kabupaten
Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur
Jembatan Cipada | Sistem Struktur I Girder | Menghubungkan Tol Cipularang
Jembatan Cipada | Sistem Struktur I Girder | Menghubungkan Tol Cipularang
Jembatan
Barelang | Sistem Struktur Cable Stayed | Menghubungkan Pulau Batam, Pulau
Rempang dan Pulau galang
Jembatan Suramadu | Sistem Struktur Cable Stayed | Menghubungkan Kota Surabaya dan Madura
Jembatan Barito | Sistem Struktur Suspension Bridge | Menghubungkan Sungai Barito, Banjarmasin
Dalam
perancangan struktur jembatan tersebut, proses perencanaan setiap elemen yang
terdapat pada sistem struktur jembatan harus berdasarkan peraturan standar
nasional yang berlaku di Indonesia yang disusun oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN). Seperti halnya pada struktur gedung, perencanaan struktur
jembatan juga mengacu kepada peraturan-peraturan yang berisi tentang
pembebanan, desain struktur jembatan dengan material beton, struktur jembatan
dengan menggunakan baja, dan struktur jembatan yang merupakan gabungan antara
beton dan baja (composite). Peraturan perencanaan jembatan yang terdapat pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain:
- SNI T-02-2005 Pembebananan Untuk Jembatan
- SNI 03-2833-2004 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan
- SNI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan
- SNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan
No comments:
Post a Comment