TANAMAN
PEREDAM KEBISINGAN
Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan
menanam tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan.Jenis tumbuhan yang
efektif untuk meredam suara ialah yang
mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).
Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata
yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan
tanaman dapat menyerap kebisingan sampai
95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat
menghasilkan suara.
Sebagai salah satu alternatif pemecahan, maka
tanaman Jati emas plus (Tectona grandis L) adalah jawabannya. tanaman
ini mempunyai daun yang lebar dan kehijauan sehingga dapat memberikan
rasa sejuk dan indah, serasi di perkotaan dengan gedung-gedung yang megah dan
jalan-jalan yang lebar. Bunganya yang mulai mekar pada bulan Oktober
sampai Mei akan menambah keasrian dengan keharuman dan keindahan bunganya
yang berbentuk malai yang lebar. Tanaman ini mampu menahan air tanah
melalui sistem perakarannya dan tingkat respirasi yang rendah. Dengan bulu-bulu
dan ukuran daun yang sangat lebar, mampu mengabsorpsi polutan terutama debu
dan zat pencemar udara lainnya.Serta dari segi ekonomis sangat
menguntungkan karena hasil kayu dapat dipanen dalam waktu yang singkat.
Alternatif
tanaman lain yaitu Dracaena surculosa Lindl (bambu jepang)
Menurut penelitian beberapa ahli pohon bambu memang dikenal sebagai tanaman
peredam bising bahkan filosofinya sudah ada berarus-ratus tahun yang lalu di
Jepang dan Cina. Pada bambu jepang selain pohon dan daunnya yang rapat dan
rimbun, susunan batang-batang bambu yang dapat dianalogkan seperti dinding
berkarpet yang mampu meminimalisir suara deru mesin-mesin sehingga sangat ideal
meredam suara-suara bising.
Pola peredaman suara tersebut secara fisika merupakan
gejala peredaman bunyi dimana bambu memiliki koefisien serap bunyi frekuensi
tinggi. Ketika gelombang dengan kecepatan tertentu melalui medium udara lalu
terhalang oleh penghalang (bambu) maka ada tiga kemungkinan yang terjadi pada gelombang
tersebut yaitu diteruskan, dipantulkan dan diserap. Jika suatu bahan memiliki
impedansi yang baik terhadap gelombang yang datang maka gelombang tersebut
dapat teredam secara baik. Berasarkan kajian fisika diatas, bambu dapat
dijadiakn salah satu alternatif yang dapat meredam kebisingan. Sayangnya masih
sedikit sekali pemanfaatan sifat akustik pada bambu ini.
Salah satu tanaman lain yang bisa dijadikan
sebagai peredam suara yaitu rumput. Untuk Setiap jenis rumput memiliki tingkat
peredaman masing-masing yang berbeda-beda. Contohnya yaitu rumput swiss dan
rumput gajah. Untuk membuktikannya yaitu dengan cara menaruh rumput di dalam
kaleng, kemudian tutup kaleng tersebut dengan membrane tipis. Ketika selaput
tipisnya dipukul-pukul maka dihasilkan suara yang berbeda-beda. Hal
ini menunjukkan bahwa pada setiap jenis rumput memiliki tingkat peredamannya
masing-masing.
Refrensi:
Grey dan Deneke, 1978 Tectona grandis L
Pedoman Teknis Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan . 2010
No comments:
Post a Comment