Garis Kuning, Jalur Khusus Untuk Para Tunanetra
Ketika pertama kali ke Tokyo, saya pun sedikit penasaran dengan garis kuning ini, dan coba untuk berjalan diatasnya, ternyata memang ada yang berbeda dengan garis ini. Saya pun mencoba untuk memejamkan mata dan merasakan ada yang timbul digaris yang kuning yang saya lalui. Ini lah yang menuntun para tunanetra untuk berjalan.
Untuk membedakan antara garis yang berjalan lurus dengan garis sebagai peringatan berhenti pola garisnya dibuat khusus. Garis panjang untuk jalan lurus, dan bulatan-bulatan untuk berhenti atau belok, dengan begitu para tunanetra akan bisa waspada dan mengetahui kapan mereka harus berjalan dan kapan harus berhenti. Di titik-titik untuk mempertinggi tingkat kewaspadaan, seperti di depan zebra cross atau di pinggir rel kereta, pola bulatan-bulatan dibuat lebih banyak dan lebih lebar.
Apapun kondisi yang dialami oleh seseorang, memang sudah selayaknya mereka juga mendapatkan perlakuan yang sama dan jika seseorang itu mengalami kekurangan, sudah selayaknya pula dibantu dan diberikan kemudahan. Jalur kuning ini adalah salah satu bentuk kepedulian Jepang akan warganya yang kurang beruntung.
Di Indonesia sendiri, jalur ini sudah mulai digalakan, dan semoga saja trotoar-trotoar di tanah air akan digunakan sebagaimana trotoar itu harus dipergunakan.
Refrensi : The Daily Japan
No comments:
Post a Comment