BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran deduktif
dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani
lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan
bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen
zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua
alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang
melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif
tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita
kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak tepat.
Alternatif dari penalaran
deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat
disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari
bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan
induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan
pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran
atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
1.2.RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah
yang akan kami bahas:
1. Apa
pengertian dari berpikir deduktif ?
2. Apa
pengertian dari berpikir induktif ?
3. Ada
berapa macam jenis penalaran deduktif ?
4. Ada berapa macam
jenis penalaran induktif?
1.3. TUJUAN
PENELITIAN
Dari perumusan di atas , maka tujuan
penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari berpikir deduktif .
2. Untuk mengetahui pengertian dari berpikir induktif .
3. Untuk mengetahui jenis-jenis berpikir
induktif.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis berpikir
dedutif.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Terwujudnya
pemahaman pembaca tentang berpikir deduktif.
2.
Terwujudnya
pemahaman pembaca tentang berpikir induktif.
3.
Terwujudnya
pemahaman pembaca tentang manfaat berpikir induktif dan deduktif dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
2.1. METODE
PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di
internet dan buku – buku panduan
2.2.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
2.1. Metode Penelitian
2.2 Sistematika Penulisan
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian
Berpikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction
yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan
yang khusus dari yang umum, lawannya induksi.
Deduksi adalah cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola
berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan
dan sebuah kesimpulan.
Berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
3.2 Pengertian Berpikir Induktif
Induksi adalah
cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk
menentukan hukum yang umum.
Induksi merupakan cara
berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus
yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Berpikir induktif adalah
metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke
umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir
induktif.
3.3 Macam – Macam Penalaran Deduktif
Silogisme Merupakan suatu cara pe4nalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini
jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering
mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya
ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”
a. Silogisme
Katagorik adalah
silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung
silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis
mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang
termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
b. Silogisme
Hipotetik adalah
argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis
minornya adalah proposisi katagorik.
c. Silogisme
Disyungtif adalah
silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya
kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis.
3.4
Macam – Macam Penalaran Induktif
Generalisasi adalah bentuk
dari metode berfikir induktif atau suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
a. Generalisasi tanpa loncatan
induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah
kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh : setiap 1 bulan pada
tahun masehi tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.
b. Generalisasi dengan
loncatan induktif adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian
fakta dari suatu fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum
diselidiki. Contoh : kita menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah,
lalu kita membuat sebuah kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah
masyarakat yang ramah.
c. Analogi adalah suatu bentuk
metode penalaran induktif untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki
sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :
- Meramalkan persamaan
- Mengandalkan klasifikasi
– Menyingkap kekeliruan
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1.
Kesimpulan
Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan
dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
4.2. Saran
Setelah membaca karya tulis
ini, semoga pembaca dapat mengetahui tentang pemahaman berpikir deduktif dan
induktif dan bisa diaplikasikan baik dalam kegiatan belajar atau melakukan
kegiatan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment