Sistem
Informasi Geografis (Geographic Information system disingkat GIS) adalah sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial
(berefrensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi
menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukan orang
yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini
(PelaGIS, 2011).
Komponen GIS
Secara garis besar GIS
terdiri dari 5 komponen yang saling terkait antara satu komponen dan komponen
lainya. Komponen-komponen tersebut haruslah tersedia kalau kita ingin membangun
GIS (PelaGIS, 2011). Kelima komponen tersebut adalah:
a.
Hardware
Hardware
terdiri dari sistem komputer dan perangkat lain seperti printer, plotter,
scanner dan lain-lain yang diperlukan untuk mengoperasikan GIS mulai dari
input, proses dan output.
b.
Software
Software
menyediakan fungsi dan tools untuk menyimpan, menganalisa, dan menampilkan
informasi geografis. Disamping software komersial seperti ARcGIS, MapInfo dan
lainya.
c.
Data
Sebagian
orang beranggapan bahwa data merupakan komponen terpenting dalam GIS. Data geografis
dan tabel/tabular bisa dikumpulkan, yang kemudian dikompilasi agar dapat
digunakan untuk beberapa keperluan. Data juga dapat dibeli di penyedia data
komersil. GIS dapat mengintegrasikan data geografis dengan sumber data lain
yang tersimpan dalam DBMS. Integrasi data spasial dan tabular dalam yang
tersimpan dalam DBMS adalah salah satu kemampuan utama dalam GIS.
d.
Sumber Daya Manusia
Teknologi
GIS akan mengalami kendala tanpa adanya sumberdaya manusia yang dapat mengelola
sistem ini dan mengembangkan perencanaan untuk menggunakan GIS dalam mengatasi
permasalahan yang sebenarnya. Tingkat pemakaian GIS terdiri dari beragam
spesifikasi mulai dari user yang menggunakan GIS untuk membantu tugas
sehari-hari sampai dengan programmer yang mendesain GIS untuk aplikasi
tertentu.
e.
Metode atau Prosedur
GIS
bisa dioperasikan dengan baik bila ada rencana implementasi yang telah
dirancang dengan baik beserta aturan mainya. Seperti halnya dalam semua
organisasi yang berhadapan dengan teknologi, peralatan baru hanya dapat
digunakan secara efektif jika terintegasi kedalam strategi bisnis dan
operasional. Untuk melakukan hal ini dengan baik, tidak hanya diperlukan adanya
hardware dan software saja, tetapi diperlukan pelatihan dan perekrutan personil
untuk menggunakan teknologi tersebut dalam konteks organisasi. Kegagalan dalam
implementasi GIS, biasanya kurangnya komitmen organisasi untuk menggunakan dan
mengembangkan GIS.
Sumber-sumber
Data GIS
Dalam sebuah proyek GIS
data memegang peranan penting untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan
bisa berhasil dan sesuai dengan pencapaian yang ditargetkan. Ketersediaan data
menjadi faktor penting, kualitas data serta perbaharuan data menjadi penentu
informasi spasial yang menjadi output.
Misalnya pada pekerjaan
penataan ruang, sangat tergantung pada kualitas update data yang dijadikan
acuan.
Sumber-sumber data GIS
dibagi atas:
a.
Data Primer
b.
Data Sekunder
Data Spatial
Lingkup
pekerjaan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagian besar beroperasi pada
keruangan/spasial, sehingga data yang digunakan juga data spasial. Data spasial
adalah data yang berorientasi geografis dan memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar refrensi. Data yang digunakan mengandung 2 jenis informasi yaitu:
a. Informasi lokasi (spasial) yaitu informasi
yang berkaitan dengan koordinat (contoh: datum dan proyeksi).
b. Informasi deskriptif
(atribut/non-spasial) yaitu informasi tambahan yang menjelaskan/menggambarkan
suatu lokasi.
Data
yang digunakan dalam pekerjaan Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa data
digital gara mempermudah dalam pengolahan menggunakan komputer. Adapun
ketersediaan data non-digital harus melalui tahap/proses digitasi agar data tersebut
dapat diolah menggunakan komputer. Beberapa software komputer yang digunakan
dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain : Mapinfo, Arc/info,
arcView, ArcGIS, Grass, MapWindow, Caris, Genasys, Idrisi, MGE, Geomedia,
Pamap, Spans, Terrasoft dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan program
ArcGIS sebagai alat bantu dalam menampilkan data.
Data Spatial
Primer
Didapatkan melalui
survey primer yang dilakukan dengan menggunakan Teodolit atau alat ukur tanah,
GPS dan juga pengukuran manual.
Data Spatial
Sekunder
Data sekunder bisa
didapatkan dari Foto Udara dan Citra Satelit (ecw, geotif, img, dll), Digital
Elevation Model atau DEM (misalnya SRTM) serta data dari format lain CAD,
MapInfo, dll. Data sekunder ini bisa berupa imagery (citra/raster) atau vector
(polygon, polyline dan point). Data juga berasal dari data tabular koordinat
yang mengharuskan adanya proses konversi (PelaGIS, 2011).
Geodatabase
Geodatabase
adalah sistem manajemen database yang berisi kumpulan data-data spasial yang
mempresentasikan innformasi geografis, dari model data Sistem Informasi
Geografis (SIG) yang umum seperti raster, topologi, jaringan dan lainya
(PelaGIS, 2011). Geodatabase terdiri atas feature class (spasial) dan table
(non-spasial). Feature class dalam geodatabase dapat berupa single feature atau
individu maupun disusun sebagai feature datasets. Sub-sistem ini dijalankan
dalam ArcCatalog.
REFRENSI
Indelarko, H, Prilnali
dan Riyanto. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem
Informasi Geografis. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Kecelakaan, Direktorat
Bina Sistem Lalu lintas dan Angkutan Kota, Denpasar.
Prahasta, Ir. Eddy, MT.
2004. Sistem Informasi Geografis: ArcView Lanjut.
No comments:
Post a Comment