Sunday 14 August 2016

Jalur Khusus


Garis Kuning, Jalur Khusus Untuk Para Tunanetra



Bagi yang sudah pernah mengunjungi Tokyo atau wilayah lain di Jepang, maka tidak akan asing dengan pemadangan garis kuning sepanjang 40 cm yang ada di trotoar ataupun di stasiun. Ya, itu adalah Tactile paving atau tanda dari tempat yang hanya boleh dilalui oleh tunanetra. Ada tanda khusus ketika jalur ini terputus untuk kemudian dilanjukan dengan jalur zebra cross.
Ketika pertama kali ke Tokyo, saya pun sedikit penasaran dengan garis kuning ini, dan coba untuk berjalan diatasnya, ternyata memang ada yang berbeda dengan garis ini.  Saya pun mencoba untuk memejamkan mata dan merasakan ada yang timbul digaris yang kuning yang saya lalui. Ini lah yang menuntun para tunanetra untuk berjalan.
yellow line
Untuk membedakan antara garis yang berjalan lurus dengan garis sebagai peringatan berhenti pola garisnya dibuat khusus. Garis panjang untuk jalan lurus, dan bulatan-bulatan untuk berhenti atau belok, dengan begitu para tunanetra akan bisa waspada dan mengetahui kapan mereka harus berjalan dan kapan harus berhenti. Di titik-titik untuk mempertinggi tingkat kewaspadaan, seperti di depan zebra cross atau di pinggir rel kereta, pola bulatan-bulatan dibuat lebih banyak dan lebih lebar.
stopandgo4sm
Apapun kondisi yang dialami oleh seseorang, memang sudah selayaknya mereka juga mendapatkan perlakuan yang sama dan jika seseorang itu mengalami kekurangan, sudah selayaknya pula dibantu dan diberikan kemudahan. Jalur kuning ini adalah salah satu bentuk kepedulian Jepang akan warganya yang kurang beruntung.
train-station-Ashley-Lyn-Olson
Di Indonesia sendiri, jalur ini sudah mulai digalakan, dan semoga saja trotoar-trotoar di tanah air akan digunakan sebagaimana trotoar itu harus dipergunakan.
Refrensi : The Daily Japan

Wednesday 10 August 2016

TANAMAN PEREDAM KEBISINGAN

TANAMAN PEREDAM KEBISINGAN


Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan.Jenis tumbuhan yang efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang rindang (Grey dan Deneke, 1978).
Dengan menanam tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Tanaman selain dapat meredam kebisingan, pada saat tertiup angin dapat menghasilkan suara.
Sebagai salah satu alternatif pemecahan, maka tanaman Jati emas plus (Tectona grandis L) adalah jawabannya. tanaman ini mempunyai daun yang lebar dan kehijauan sehingga dapat memberikan rasa sejuk dan indah, serasi di perkotaan dengan gedung-gedung yang megah dan jalan-jalan yang lebar. Bunganya yang mulai mekar pada bulan Oktober sampai Mei akan menambah keasrian dengan keharuman dan keindahan bunganya yang berbentuk malai yang lebar. Tanaman ini mampu menahan air tanah melalui sistem perakarannya dan tingkat respirasi yang rendah. Dengan bulu-bulu dan ukuran daun yang sangat lebar, mampu mengabsorpsi polutan terutama debu dan zat pencemar udara lainnya.Serta dari segi ekonomis sangat menguntungkan karena hasil kayu dapat dipanen dalam waktu yang singkat.
Alternatif tanaman lain yaitu Dracaena surculosa Lindl (bambu jepang) Menurut penelitian beberapa ahli pohon bambu memang dikenal sebagai tanaman peredam bising bahkan filosofinya sudah ada berarus-ratus tahun yang lalu di Jepang dan Cina. Pada bambu jepang selain pohon dan daunnya yang rapat dan rimbun, susunan batang-batang bambu yang dapat dianalogkan seperti dinding berkarpet yang mampu meminimalisir suara deru mesin-mesin sehingga sangat ideal meredam suara-suara bising.
Pola peredaman suara tersebut secara fisika merupakan gejala peredaman bunyi dimana bambu memiliki koefisien serap bunyi frekuensi tinggi. Ketika gelombang dengan kecepatan tertentu melalui medium udara lalu terhalang oleh penghalang (bambu) maka ada tiga kemungkinan yang terjadi pada gelombang tersebut yaitu diteruskan, dipantulkan dan diserap. Jika suatu bahan memiliki impedansi yang baik terhadap gelombang yang datang maka gelombang tersebut dapat teredam secara baik. Berasarkan kajian fisika diatas, bambu dapat dijadiakn salah satu alternatif yang dapat meredam kebisingan. Sayangnya masih sedikit sekali pemanfaatan sifat akustik pada bambu ini.

Salah satu tanaman lain yang bisa dijadikan sebagai peredam suara yaitu rumput. Untuk Setiap jenis rumput memiliki tingkat peredaman masing-masing yang berbeda-beda. Contohnya yaitu rumput swiss dan rumput gajah. Untuk membuktikannya yaitu dengan cara menaruh rumput di dalam kaleng, kemudian tutup kaleng tersebut dengan membrane tipis. Ketika selaput tipisnya dipukul-pukul maka dihasilkan suara yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap jenis rumput memiliki tingkat peredamannya masing-masing.


Refrensi:
Grey dan Deneke, 1978 Tectona grandis L
Pedoman Teknis Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan . 2010